Stroke bukan melulu penyakitnya orang tua, sebab orang muda juga bisa mengalaminya jika tidak menjaga kesehatan. “Pada orang muda yang sudah memiliki faktor risiko, berbagai macam emosi negative bisa memacu serangan stroke yang mematikan. Gumpalan plak yang menyumbat aliran darah ke otak sering terjadi ketika seseorang mengelami stres,” menurut Dr. Shyam Prabhakaran, pakar kesehatan dari Rush University. Berikut ini adalah beberapa pemicu emosi negative yang bisa menyebabkan stroke di usia muda:
1. Stres. Jika bertanya pada dokter, faktor apa yang memicu storke, dokter akan menjawab tekanan darah tinggi, diabetes dan penyakit jantung. Namun jika pertanyaan yang sama diajukan kepada pasien, sebagian pasti akan menjawab pengaruh stress juga sangat besar. Stres yang tidak terkontrol bisa memicu terjadinya penggumpalan darah di otak. Gumpalan tersebut bisa menyumbat pembuluh darah, sehingga terjadilah serangan stroke yang disebut stroke iskemik.
2. Suka Marah-Marah. Penelitian terbaru dari National Institute of Aging, menunjukkan, orang-orang yang pemarah dan tidak sabaran cenderung memiliki dinding pembuluh darah yang lebih tebal dibandingkan orang yang pembawaanya lebih tenang. Dinding yang tebal lebih berisiko menyumbat aliran darah. Bahkan sekalipun tidak tersebumbat, dinding yang tebal akan menghambat alran darah di otak sehingga pasokan oksigen berkurang. Matinya sel-sel otak karena kekurangan oksigen juga bisa memicu stroke.
3. Kesepian. Dalam sebuah penelitian selama 3 tahun, para ahli dari University of Chicago mengungkapkan bahwa orang yang selalu merasa kesepian memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan seseorang yang memiliki banyak kawan. Tekanan sistoliknya lebih tinggi 3,6 mmHg. Tekanan darah yang tinggi adalah faktor risiko yang bisa memicu stroke. Jika pembuluh darah terlalu tipis atau rapuh, tekanan yang terlalu besar bisa membuatnya pecah dan terjadilah perdarahan di otak yang memicu stroke hemoragik.
4. Cek-cok Rumah Tangga. Jika kesepian dapat meningkatkan tekanan darah, pernikahan juga punya efek yang sama jika seseorang menjalaninya dengan tidak bahagia. Menurut penelitian American Stroke Association pada tahun 2010, keretakan rumah tangga bisa meningkatkan risiko terkena stroke hingga 64%.
0 komentar:
Posting Komentar
Yang mau cerita Sok cerita!!!