Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Biogas sebagai Sumber Energi Alternatif

Selasa, 24 Januari 2012

Biogas adalah gas mudah terbakar   (flammable) yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). (http://www.majarikanayakan.com/). Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat, cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Di samping itu juga sangat mungkin menyatukan saluran pembuangan di kamar mandi atau WC ke dalam system biogas. Di daerah yang banyak industri pemrosesan makanan antara lain tahu, tempe, ikan pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam sistem biogas, sehingga limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut di atas berasal dari bahan organik yang homogen. Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi produktivitas sistem biogas di samping parameter-parameter lain seperti temperatur digester, pH, tekanan, dan kelembaban udara.
Salah satu cara menentukan bahan organik yang sesuai untuk menjadi bahan masukan sistem biogas adalah dengan mengetahui perbandingan karbon (C) dan nitrogen (N) atau disebut rasio C/N. Beberapa percobaan yang telah dilakukan oleh ISAT menunjukkan bahwa aktivitas metabolisme dari bakteri methanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N sekitar 8-20 (http://www.petra.ac.id/science/applied _technology/biogas98/biogas.htm).
Bahan organik dimasukkan ke dalam ruangan tertutup kedap udara (disebut Digester) sehingga bakteri anaerob  akan   membusukkan  bahan  organik  tersebut yang   kemudian menghasilkan   gas (disebut biogas). Biogas yang telah  terkumpul di dalam digester   selanjutnya dialirkan  melalui pipa   penyalur gas menuju tabung penyimpan gas atau langsung ke lokasi penggunaannya. Biogas  dapat  dipergunakan  dengan  cara  yang    sama  seperti  gas-gas mudah terbakar lainnya. Pembakaran biogas dilakukan melalui proses pencampuran dengan sebagian oksigen (O2). Nilai kalori dari 1 meter kubik biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu biogas   sangat cocok  digunakan  sebagai  bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti  minyak  tanah, LPG, butana, batubara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
Namun demikian, untuk  mendapatkan  hasil  pembakaran  yang  optimal, perlu  dilakukan  pra  kondisi sebelum biogas dibakar yaitu melalui proses pemurnian/penyaringan karena biogas   mengandung   beberapa  gas lain yang tidak  menguntungkan. Sebagai  salah   satu contoh, kandungan gas hidrogen sulfida yang tinggi yang terdapat  dalam biogas  jika dicampur  dengan oksigen dengan perbandingan 1:20, maka  akan menghasilkan gas yang sangat mudah meledak. Tetapi sejauh ini belum pernah dilaporkan terjadinya ledakan pada sistem biogas sederhana. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk organik pada tanaman/budidaya pertanian.
Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin dan lain-lain tidak dapat digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah dicobakan pada tanaman jagung, bawang merah dan padi.
Komposisi gas yang terdapat di dalam Biogas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Komposisi gas yang terdapat dalam biogas
Jenis Gas    Volume (%)
Metana (CH4)    40 – 70
Karbondioksida (CO2)    30 – 60
Hidrogen (H2)    0 - 1
Hidrogen Sulfida (H2S)    0 – 3
                Sumber: . (http://www.energi.lipi.go.id)

0 komentar:

Posting Komentar

Yang mau cerita Sok cerita!!!