Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

POTENSI PETERNAKAN DI KALIMANTAN SELATAN

Selasa, 24 Januari 2012

PROPINSI Kalimantan Selatan memiliki potensi cukup besar untuk pembangunan peternakan sapi, kerbau, kambing maupun ternak unggas seperti ayam ras pedaging maupun petelur, itik dan ayam kampung. Hal ini sangat diidukung adanya rumput alam yang luas untuk padang pengembalaan, penanaman rumput unggul dan integrasi antara perkebunan dan ternak. Dan kapasitas tampung sapi dan kerbau dalam kondisi sekarang masih seperlimanya saja.
Kesesuaian lahan dan iklim di daerah ini, sangat cocok untuk dikembangkan ternak sapi jenis Boss sundaicus, Boss indicus dan Cross breed, sapi perah, tidak tertutup ternak kerbau, kambing dan ternak unggas. Pola pengembangan budi daya adalah bentuk perusahaan perorangan (individual) dan kemitraan, baik untuk penggemukkan maupun pembibitan. Potensi pasar dalam daerah, antar propinsi bahkan luar negeri sangat terbuka dan berpeluang besar.
Dengan potensi seperti itu, Kalimantan Selatan berkeinginan untuk meningkatkan populasi ternak sapi menjadi 226.515 ekor pada tahun 2010 (kondisi sekarang 193.927 ekor), 124.170 ekor kambing, unggas ± 48 juta ekor dengan memanfaatkan potensi alam yang dimiliki dengan tetap mempertimbangkan kelestarian lingkungan.
Terwujudnya keinginan di atas pada giliranya diharapkan dapat dipenuhinya permintaan masyarakat di dalam Propinsi, Regional Kalimantan maupun Nasional dan Internasional, sehingga usaha peternakan ini akan memberikan kontribusi yang makin besar terhadap pendapatan masyarakat Kalimantan Selatan yang pada saat ini baru mencapai Rp. 6,8 juta per kapita per tahun (Badan Pusat Statistik). Sementara target nasional adalah US $ 3.000 per kapita per tahun.
A. Kondisi Peternakan
1. Populasi Ternak
Populasi ternak di Kalimantan Selatan mengalami pertumbuhan rata-rata 5% setiap tahun. Hal ini karena faktor lingkungan, sarana produksi dan SDM yang sangat mendukung.
Apabila dibandingkan antara potensi alam, potensi produksi dan potensi pasar, maka populasi ternak yang ada masih berpeluang besar untuk ditingkatkan.
2. Produksi dan Konsumsi
Produksi daging berbagai jenis ternak di Kalimantan Selatan pada tahun 2006 seluruhnya berjumlah 35.892,480 ton dan sebagian besar atau 28.318,470 ton (78,90%) berasal dari daging unggas. Produksi daging tersebut seluruhnya ditujukan untuk konsumsi Propinsi Kalimantan Selatan dan sebagian kecil daging unggas dijual keluar daerah.
 Konsumsi produk asal ternak di Kalimantan Selatan masih tergolong sangat rendah. Realiasi konsumsi daging, telur dan susu perkapita pertahun pada tahun 2006 masing-masing baru 9,67 Kg (92,01%), 10,17 Kg (156,46%) dan 0,09 Kg (1,80%)
3. Kelahiran dan Kematian Ternak
Persentase angka kelahiran berbagai jenis ternak besar (Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau) di Kalimantan Selatan pada tahun 2006 berkisar antara 13,81% sampai 54,31%, sedangkan kematian antara 0,61% sampai 2,59%. Angka tersebut di atas berada pada skala normal. Kematian ternak unggas mencapai 3-5%.
4. Kelahiran dan Kematian Ternak

B. Potensi Yang Ada
1. Ternak
Jenis ternak yang sudah beradaptasi dan berkembang baik adalah sapi bali, sapi peranakan ongole (PO), sapi brahman, sapi persilangan, kambing kacang dan peranakan etawa (PE), kerbau, sapi FH, peternakan unggas: Ras, Buras, Itik.
2. Peternak
Sebagian besar peternak masih berpendidikan rendah, namun cukup berpengalaman sebagai peternak yang tangguh dan gigih.
Jumlah rumah tangga peternak Sapi Potong 38.784 orang, Sapi Perah 10 orang, Kambing 3.595 orang dan kerbau 8.287 orang, Unggas 57.085 orang.
3. Teknologi
Umumnya teknologi yang dipergunakan peternak masih tergolong sederhana walaupun teknologi produksi yang lebih maju sudah tersedia seperti teknologi pakan, teknologi kesehatan hewan, teknologi reproduksi dan teknologi pasca panen.
4. Lahan dan Lingkungan
Potensi lahan cukup menampung 877.500 ekor ternak sapi untuk areal penanaman rumput pakan ternak sapi dan dari limbah pertanian (jagung dan jerami padi), perkebunan (kelapa sawit) mampu berkonstribusi dalam penyediaan pakan untuk 300.000 ekor ternak per hari.
Bagi peternakan unggas tersedia bahan baku pakan ternak seperti jagung, dedak padi, bungkil kelapa dan ikan.
PROFIL USAHA PETERNAKAN DI KALIMANTAN SELATAN
DITINJAU DARI ASPEK BUDIDAYA
A. Sapi Potong
Model pembibitan dan penggemukkan sapi potong telah berkembang di Kalimantan Selatan dengan adanya pusat-pusat pertumbuhan usaha ternak. Penyebaran dan pemanfaatan ruang pada kawasan peternakan diatur sebagai berikut :
•    Daerah pusat pemurnian ternak sapi Bali di Kabupaten Barito Kuala
•    Daerah pusat pembibitan ternak sapi meliputi Kabupaten Tanah Laut, Tabalong, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Hulu Sungai Tengah dan Barito Kuala
•    Daerah pengembangan sapi potong meliputi Kabupaten Tanah Bumbu, Kotabaru, Tanah Laut, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Tengah, Balangan dan Tabalong.
Usaha ternak sapi potong berkembang di Kalimantan Selatan umumnya dilakukan secara individu atau berkelompok namun berada dalam satu kawasan dengan sistem pemeliharaan secara intensif/semi intensif.
Jumlah kepemilikan bervariasi antara 2-10 ekor/peternak. Pakan rumput alam masih dominan, pemberian Urea Mineral Mollases Block (UMMB) sudah memasyarakat sebagai tambahan mineral. Pakan lainnya adalah jerami tanaman seperti jagung, padi dan kacang-kacangan dan limbah industri. Kotoran ternak sudah dimanfaatkan menjadi kompos dan biogas. Pemanfaatan limbah sawit sebagai pakan serat/konsentrat juga telah dilakukan terutama di daerah-daerah penghasil limbah sawit seperti Kabupaten Tabalong, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru serta dilokasi penggemukkan sapi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
B. Ternak Kambing
Usaha tani ternak kambing dilakukan secara individu atau berkelompok dalam satu kawasan yang dipelihara secara intensif. Jenis ternak kambing yang dipelihara adalah kambing Kacang dan PE dengan jumlah pemilikan 5-15 ekor/peternak. Pakan yang diberikan sebagian besar berasal dari dedaunan dan hijauan, juga diberikan konsentrat seperti dedak dan gaplek. Pengembangbiakannya sebagian besar dilakukan secara kawin alam sedangkan kawin suntik telah dilakukan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Tanah Laut dan Barito Kuala.
C. Ternak Unggas
1. Broiler
Dengan populasi 20 juta ekor per tahun, rata-rata kebutuhan setiap hari 40.000 ekor. Angka kematian 2-3%.
Sistem pemeliharaan: konvensional sistem. Dan untuk input produksi (bibit/DOC, pakan, obat) dari sistem kemitraan INTI, plasma menyediakan kandang dan tenaga kerja. Peternak mandiri ± 30%. Penyakit: ND, Coccidiosis, CRD.
2. Layer
Populasi 2 juta ekor dengan produksi telur 60-90 ton/hari dengan angka kematian lebih kecil dari 5%.
Sistem pemeliharaan: cage dan sebagian semikonvensional. Sebagian modern sistem/automatic. Penyakit ND, CRD, Gumboro.
3. Native Chicken (ayam kampung)
Dengan populasi 8 juta ekor. Pemeliharaan dengan sistem backyard farming sistem, tiap rumah tangga rata-rata 10-25 ekor. Produktivitas telur 30-60%, tergantung sistem pemeliharaan (intensif/ekstensif).
4. Itik Alabio (unggul lokal)
Populasi 2,5 juta dengan produktifitas 65-75%.
Sistem pemeliharaan konvensional.
Penyakit botulisme.


USAHA DAN PELUANG PETERNAKAN DI KALIMANTAN SELATAN
Berdasarkan potensi sumber daya manusia, sumber daya alam dan tingkat pemanfaatanya serta memperhatikan komoditi peternakan dan situasi pemasarannya, secara umum prospek usaha dan peluang investasi sektor peternakan di Kalimantan Selatan sangat berpeluang untuk dikembangkan terutama:
A. Sapi Potong
Kapasitas tampung lahan potensial ternak sapi masih dapat dikembangkan sampai 675.000 Satuan Ternak atau setara dengan 877.500 ekor sapi potong, sementara ini populasi sapi potong adalah 193.920 ekor atau 22,10% dari pemanfaatan potensi yang ada. Peluang pengembangan ternak sapi potong di Kalimantan Selatan masih terbuka sebanyak 783.573 ekor.

Pemotongan ternak sapi tahun 2006, guna memenuhi konsumsi daging dalam daerah sebesar 31.385 ekor dimana 22% (6.631 ekor) didatangkan dari daerah lain. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sesuai standar nasional diperlukan jumlah sapi potong sebanyak 64.000 ekor per tahun.

Pemeliharaan sapi bibit dilaksanakan dengan sistem intensif dan ekstensif. Kapasitas tampung lahan potensial untuk pemeliharaan sapi bibit sebesar 281.826 ekor sementara kondisi sekarang sebanyak 58.176 ekor.
B. Ternak Kambing
Ternak kambing merupakan salah satu jenis ternak yang dapat dikembangkan berkaitan dengan potensi hijauan dan lahan. Populasi ternak kambing pada tahun 2006 adalah 107.873 ekor dengan tingkat pertumbuhan per tahun sebesar 8,67%. Jumlah pemotongan 18.777 ekor dan pengiriman keluar daerah 11.939 ekor per tahun.
C. Ternak Unggas
Kepemilikan ternak unggas ada perorangan dan perusahaan serta peternakan rakyat dengan skala backyard.
Sistem pemeliharaan konvensional, semi intensif dan ekstensif, tetapi bisa ditingkatkan dengan memperluas pasar keluar Kalimantan Selatan. Untuk pemasaran tidak ayam hidup, tapi juga olahan bentuk daging ayam segar.
Native Chicken dan Alabio Duck perlu ditingkatkan populasinya karena permintaan pasar cukup tinggi. Yang menjadi permasalahan belum ada sistem perbibitan yang bagus, sulit dalam penentuan standarisasi.

0 komentar:

Posting Komentar

Yang mau cerita Sok cerita!!!